Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung menggelar diskusi kebudayaan bertajuk “Budaya Daerah sebagai Identitas Nasional” di Bandar Lampung, Senin (10/8). Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni tokoh budaya Lampung Ansyori Djausal, Mawardi Harirama, dan Ketua Dewan Kesenian Lampung, Prof. Satria Bangsawan.
Ketua PWI Lampung, Wira Hadi Kusuma, dalam sambutannya menegaskan bahwa diskusi ini menjadi wujud nyata komitmen PWI dalam mendorong pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal sebagai pondasi identitas bangsa. “Kebudayaan bukan hanya menjadi wacana, tetapi juga harus menjadi gerakan nyata,” ujarnya. Ia mencontohkan komitmen tersebut melalui Anugerah Kebudayaan PWI yang diberikan setiap Hari Pers Nasional (HPN) kepada kepala daerah yang berhasil memajukan kebudayaan.
Wira mengingatkan bahwa UNESCO pada 2017 telah mengakui Indonesia sebagai superpower kebudayaan, sebuah pengakuan dunia atas kekayaan budaya nusantara. Diskusi ini diharapkan menjadi ruang kolaboratif bagi wartawan, seniman, akademisi, dan masyarakat untuk menyumbangkan ide dalam memajukan budaya Lampung agar mampu bersaing di kancah internasional.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, mewakili Gubernur Lampung, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PWI Lampung. Ia menekankan pentingnya forum kebudayaan sebagai ruang refleksi kolektif di tengah arus globalisasi. Menurutnya, media massa dan media sosial berperan strategis dalam membangun narasi positif tentang budaya lokal.
Pemerintah Provinsi Lampung, lanjut Ganjar, telah menempatkan kebudayaan sebagai pilar utama pembangunan daerah, melalui program pelestarian bahasa, seni, festival budaya, museum, hingga pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya. “Semua ini bertujuan memperkuat identitas lokal, membina karakter generasi muda, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkasnya. (***)
Leave a Reply