sultan-hasanuddin

Sultan Hasanuddin: Sang Ayam Jantan dari Timur yang Menggetarkan Sejarah

Siapa sih yang nggak kenal Sultan Hasanuddin? Nama beliau bukan cuma terpampang di buku sejarah sekolah, tapi juga sering disebut sebagai simbol keberanian rakyat Sulawesi Selatan. Di balik julukan legendarisnya, Ayam Jantan dari Timur, tersimpan kisah heroik penuh strategi, teknologi perang tradisional, dan tentu saja, semangat pantang menyerah.

Siapa Itu Sultan Hasanuddin?

Sebelum terlalu jauh, yuk kenalan dulu. Sultan Hasanuddin lahir pada tahun 1631 di Gowa, Sulawesi Selatan. Beliau adalah raja ke-16 Kerajaan Gowa yang berkuasa dari 1653 hingga 1669. Usianya memang nggak panjang, tapi jejak perjuangannya panjang banget.

Julukan Ayam Jantan dari Timur diberikan oleh Belanda karena keberaniannya yang luar biasa dalam melawan penjajahan. Bayangin aja, dengan sumber daya terbatas, Hasanuddin mampu bikin VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) ketar-ketir.

“Sultan Hasanuddin bukan hanya pejuang, tapi juga diplomat ulung. Beliau mengerti betul bagaimana memanfaatkan teknologi perang lokal dan jaringan diplomasi nusantara.” – Prof. Andi Mallarangeng, sejarawan.

Latar Belakang Kerajaan Gowa

Kerajaan Gowa kala itu dikenal sebagai kerajaan maritim yang kuat. Mereka punya armada laut yang lumayan canggih untuk ukuran abad ke-17. Gowa juga menjadi pusat perdagangan rempah, tempat kapal dari berbagai penjuru dunia singgah.

Tentu saja, kondisi ini bikin VOC kepingin banget menguasai Gowa. Apalagi rempah-rempah adalah gold mine pada masa itu. Namun, Sultan Hasanuddin nggak tinggal diam. Ia menolak monopoli Belanda dan memilih melawan habis-habisan.

Profile Sultan Hasanuddin

Aspek Detail
Tahun Lahir 1631
Tahun Berkuasa 1653–1669
Julukan Ayam Jantan dari Timur
Kerajaan Gowa (Sulawesi Selatan)
Strategi Perang Gerilya laut, pertahanan benteng, aliansi dengan kerajaan sekitar
Musuh Utama VOC (Belanda)
Warisan Semangat perlawanan, budaya maritim, simbol nasional perjuangan rakyat

Strategi Perang ala Sultan Hasanuddin

Kalau ngomongin Sultan Hasanuddin, nggak bisa lepas dari strategi perangnya. Beliau nggak hanya andal dalam memimpin pasukan, tapi juga kreatif dalam mengatur taktik.

Pertahanan Benteng

Benteng Somba Opu menjadi pusat pertahanan Kerajaan Gowa. Benteng ini dirancang dengan arsitektur yang tebal dan kokoh, sehingga susah ditembus musuh. Bahkan, konon meriam-meriam besar yang ada di benteng ini bikin VOC kalang kabut.

Armada Laut Tangguh

Sebagai kerajaan maritim, Gowa punya kapal perang yang disebut pincalang. Kapal ini gesit, ringan, tapi mematikan di lautan. Sultan Hasanuddin tahu banget cara memanfaatkan medan laut untuk menghalau musuh.

Aliansi Politik

Selain perang fisik, Sultan Hasanuddin juga paham pentingnya diplomasi. Ia menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan tetangga demi memperkuat barisan melawan Belanda.

Kenapa Dijuluki Ayam Jantan dari Timur?

Julukan ini bukan tanpa alasan. Sultan Hasanuddin dikenal garang, berani, dan sulit ditaklukkan. Layaknya ayam jantan yang selalu siap bertarung, beliau konsisten melawan Belanda meski berkali-kali ditawari kompromi.

Belanda bahkan sampai frustasi karena setiap kali mereka menang, Sultan Hasanuddin selalu bangkit lagi dengan strategi baru.

“Julukan Ayam Jantan dari Timur adalah bentuk pengakuan lawan terhadap keberanian Sultan Hasanuddin. Itu bukti bahwa bahkan VOC pun kagum dengan ketangguhannya.” – Dr. Adrian Lapian, ahli sejarah maritim.

Warisan Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin bukan hanya meninggalkan jejak di medan perang, tapi juga dalam kebudayaan dan semangat bangsa.

Pendidikan dan Inspirasi

Nama beliau diabadikan sebagai nama universitas ternama di Makassar, Universitas Hasanuddin (Unhas). Ribuan mahasiswa tiap tahun menimba ilmu di sana, melanjutkan semangat beliau dalam bentuk pendidikan.

Benteng Somba Opu

Sisa benteng peninggalannya kini menjadi destinasi wisata sejarah. Tempat ini menjadi saksi bisu perlawanan sengit rakyat Gowa terhadap kolonialisme.

Inspirasi Nasional

Kegigihan beliau menginspirasi generasi muda Indonesia untuk tetap berani melawan ketidakadilan. Makanya, Sultan Hasanuddin juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1973.

Fakta Menarik Sultan Hasanuddin

Biar makin seru, yuk kita bongkar beberapa fakta unik seputar Sultan Hasanuddin:

  • Beliau naik tahta pada usia 22 tahun. Masih muda banget, tapi udah berani ngadepin Belanda.
  • Konon suara beliau keras dan lantang, bikin pasukan lebih semangat saat perang.
  • Sultan Hasanuddin dikenal nggak gampang menyerah meski kalah dalam jumlah pasukan.
  • Beliau lebih suka perang di laut karena lebih paham kondisi geografis Sulawesi.

Kesimpulan: Semangat yang Tak Pernah Padam

Sultan Hasanuddin adalah sosok yang luar biasa. Beliau bukan hanya seorang raja, tapi juga pejuang, diplomat, dan inspirator. Julukan Ayam Jantan dari Timur membuktikan betapa tangguhnya beliau dalam sejarah bangsa.

Di era modern ini, semangat keberanian dan keteguhan hati Sultan Hasanuddin tetap relevan. Kita bisa belajar bahwa melawan ketidakadilan butuh konsistensi, strategi, dan tentu saja, keberanian.

Sumber: https://berkeleybooksofparis.org/

/***** AWS ******//